oleh:
Moh Anshory Lubis
Al Irsadul Ibad
Fina Olivia Mustofid
Leny Lesthari
A. Pendahuluan
Perkembangan tekonologi yang semakin
maju telah mendadah satu eksisitensi corak kebudayaan variatif, baik dari
sosial hingga tata ruang tiap daerah. Dapat kita temukan misalnya perkembangan
yang sagat pesat dibeberapa daerah, perkembangan ini tidak lepas dari
keativitas manusia dalam mengaktualisasikan atau mengimajenasikan perkembangan
pemikiran yang mengarah pada satu kemajuan modernisasi.
Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) yang disertai Populasi dan mobilitas manusia pada arah modern,
telah mengindikasikan bahwa mereka dibentuk oleh budaya modern untuk bersikap
praktis. Bahkan tanpa sadar berkembangnya budaya telah mengubah cara pandang
masyarakat terkait satu hal yang lebih substansi. Misalnya, pergolakan yang
terjadi dalam kontestasi demokrasi telah mereduksi nilai-nilai dari hakikat
demokrasi, misalnya dapat kita temukan orang-orang lebih suka menyoroti
kesalahan dari salah satu pimpinan politik, bukan justru nailai atau substansi
yang dijadikan model sebagai terbentuknya satu kemajuan di masa depan.
Begitulah IPTEK utamanya media onlie
membentuk masyarkat pada sifat praktis. Bahkan dari perkembangan IPTEK dan
dampak negatif dari kerasnya hegemoni media online terhadap masyarakat telah
membuat satu corak yang bagi penulis telah mengalami distorsi hakikat IPTEK
yang sebenarnya adalah mencerdaskan masnusia. Namun, realita kecanduan media
online telah mengubah kearifan lokal di dalam masyarakat, dapat kita temukan
dibeberapa forum yang mereka satu sama lain tidak lagi berdiskusi atau
mengobrol kekita berjumpa, tetapi pada sibuk memegang alat komunikasi
masing-masing, hingga tidak terasa waktu seakan cepat berlalu dan menjadi
sia-sia. Disinilah seakan zone polticon selesai
pada ranah media online.
Perkembangan media online yang awalnya
merasuk pada tataran ilustrasi dan biasa disebut dengan istilah dunia maya,
tetapi sekarang telah mengalami perkembangan pada ranah pasar yang menawarkan
jasa, baik dari jasa jual-beli barang bahkan pada yang lebih nyata adalah ojek
online dan sebagainya.
Perkembangan jasa online utamanya ojek
online yang dikendalikan secara online menawarkan satu jasa driver untuk
mengantarkan para penupang kemana akan dituju, dianggap sangat membantu
masyarakat bahkan beberapa mahasiswa menganggap adanya ojek online sangat
membantu mahasiswa-mahasiswi. Tetapi disisi lain perkembangan ojek online
menampakan satu pengalaman yangg cukup absurd, misalnya beberapa teman
mahasiswi tidak mau diantar teman laki-laki untuk pergi, tetapi ia lebih
memilih ojek online untuk mengantarnya.
Nampaknya, keadaan yang terjadi pada
penumpang (mahasiswa-mahasiswi) dan driver ojek online diatas adalah salah satu
dampak dari kerasnya media online, padahal secara kedekatan mereka tidak
mengenal para drviver yang akan mengantar ke tujuaanya. Tetapi dengan mudahnya
mereka percaya pada para driver dan dengan pasrah ia diantar oleh para driver.
Sedangkan, secara kedekatan sosial mereka lebih dekat pada teman yang biasa ia
temui di dalam kelas.
Hal inilah yang membuat kami ingin mengetahui
lebih lanjut bagaiman media online berdampak para mahasiswa-mahasiswi,
sehingga, zone policon mereka telah
beralih pada yang lebih abstrak dan melupakan yang lebih substansi, Bagaimana Pandangan Mahasiswi UIN
Sunan Kalijaga terhadap Media Online (Ojek Online)? Dan Bagaimana Interaksi sosial
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga terhadap lawan jenis?
Penelitian
tentang ojek online sebenarnya telah banyak yang meneliti, misalnya: Skripsi
yang di lakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Oki Titi Saputri
jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang berjudul
“Perbandingan Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Komunitasi Inter Personal Layanan
Ojek Online dan Offline”. Penelitain ini bertujuan membandingkan kepuasan
konsumen pada komunitas interpersonal
dalam layanan ojek online dan offline berdasarkan mahasiswa
Universitas Gajah Mada.
Skripsi yang di lakukan oleh mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Rifka Mahfuda Busro jurusan Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora yang berjudul “Fenomena Tukang Ojek Perempuan di
Yogyakarta”. Fokus dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tukang ojek
perempuan dalam mendefinisikan diri dengan profesi mereka serta bagaimana
tukang ojek perempuan dapat berinteraksi dengan sesama tukang ojek dan penumpangnya.
Skripsi yang di lakukan oleh mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta M. Nur Romadhon jurusan Ilmu Kesejahteraan
sosial, fakultas dakeah dan komunaksi 2018 yang berjudul “Dampak Ojek Online
Terhadap Kesejahteraan Sosial”. Penelitian ini menjelaskan tentang dampak ojek
online khususnya gojek terhadap kesejahteraan sosial pada komunitas independen
gojek di Yogyakarta.
B. Landasan
Teori
Dimensi
Doktrinal
Dimensi
Etik
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif yang mengedepankan
penghayatan untuk memahami dan menafsirkan makna interaksi tingkah laku
manusia dalam suatu situasi. Dimana
penelitian ini mengambil objek data mahasiswi UIN sunan kalijaga pengguna ojek
online, dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan kuesioner.
C. Sejarah
Media Online (Ojek Online)
Menurut Harold Lasswell telah
mendefinisikan tiga sistem komunikasi diantaranya : penjagaan lingkungan yang
mendukung, pengaitan berbagai komponen masyarakat agar dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan, serta pengalihan warisan sosial[1]. Dengan
perkembangan media yang sangat pesat terutama pada penggunaan media online yang
tumbuh pada sekitaran 1990-an berupa
jaringan. Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang dapat menjelajah
antara satu computer ke computer lainnya, Program inilah yang disebut www, Atau
world wide wibe, berjalan dengan perkembangan komunikasi yang semakin
berkembang[2].
Kebutuhan informasi yang meningkat, menggunakan media sebagai sarana penyampain
informasi kepada khalayak sebagai alat yang digunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan, meneruskan atau menyebarkan sebuah pesan terlihat dari media
terutama media online yang berbasis internet sistem yang ikut serta dalam
perkembangan komunikasi[3].
Perkembangan penggunaan media sosial di
Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan media baru kian
marak dan melebur dalam budaya berkomunikasi oleh sebagian masyarakat Indonesia
baik dikalangan kaum kelas menengah dan masyarakat perkotaan di Indonesia.
Kehidupan masyarakat modern yang dinamis dan serba cepat membuat setiap manusia
semakin kesulitan mengatur waktu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal
tersebut memunculkan peluang baru bagi para pegiat digital untuk membuat
layanan berbasis digital yang terinspirasi dari pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari yang dituangkan kedalam bentuk baru berupa aplikasi-aplikasi
digital.
Internet telah mempengaruhi sendi sendi
interaksi masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat indonesia khususnya tidak
hanya seputar industry dibidang perdagangan beralih menjadi industri belanja
online, namun kini setiap kebutuhan yang diperlukan di setiap sendi masyarakat
berupa layanan aplikasi digital online. Berbagai macam aplikasi tersebut
tersaji dalam handphone berbasis android yang merangkum banyak kemudahan bagi
individu-individu dalam menjalankan rutinitas kesehariannya termasuk industry
transportasi berbasis online. Media internet menjadi medium massa baru sekaigus
sistem pengiriman yang terintegrasi bagi media massa. [4]
Transportasi merupakan salah satu sarana
penghubung yang sangat penting dalam menunjang segala aktifitas manusia.
Semakin berkembang sarana transportasi maka semakin berkemabang maka semakin
mudah terjalin hubungan dengan manusia. Sejarah transportasi di I smulai
sekitar 3500 tahun yang lalu. transportasi sangat penting dalam kehidupan
sosial seluruh manusia. Memasuki abad kedua puluh perkembangan teknologi dan
industry, transportasi berubah menjadi salah satu aspek yang dibutuhkan. Keberadaan
transportasi membantu roda pergerakan perekonomian suatu daerah bagi tingkat
nasional maupun local. Apalagi saat ini masyarakat tela mengenal alat
komunikasi yang maju, seperti smarthphone yang mendukung aspek kehidupan[5].
D. Pengaruh
Media Online (Ojek Online)
Jasa transportasi berbasis online
disebut dengan aplikasi ridesharing yang kemunculannya di Indonesia pada tahun
2014. Awal kemunculannya dimulai dari aplikasi uber yang mengusung uber taxi
sebagai bisnis layanan transportasi berbasis aplikasi online. Kemudian diikuti oleh
gojek, grab, grabBike, grabtaxi, dan aplikasi berbasis online lainnya. Fenomena jasa transportasi berbasis aplikasi
online sebenarnya merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan transportasi
yang mudah didapatkan, nyaman, cepat dan murah. Ojek online Yang mana pada
prinsipnya aplikasi ini bekerja dengan mempertemukan permintaan agkutan ojek
dari penumpang dengan jasa tukang ojek yang beroperasi di sekitar wilayah
penumpang tersebut.
Fenomena ojek online di Indonesia
memberikan solusi akan kekhawatiran masyarakat akan kemacetan yang sering
terjadi di kota kota besar dan tentang jaminan keamanan penumpang yang
menggunakan armada transportasi umum atau konvensional. Ojek online banyak
diminati oleh masyarakat diantaranya memiliki kelebihan yaitu memiliki aplikasi
berbasis yang data, di mana masyarakat dapat mengetahui identitas pengemudi
kendaraan bermotor dengan kelebihan ini, masyrakat bisa mendapatkan informasi
siapakah yang akan menjadi pengemudi layanan transportasi yang telah di pesan,
lengkap dengan data diri pengemudi atau driver yang bersangkutan. Ojek online
sangat mengedepankan faktor keamanan pengguna aplikasi yang tersedia info
lengkap tentang pengendara seperti nama, kontak, dan foto pengendara.[6]
Adanya fenomena ojek online
memungkinkanya terjadinya dampak atau pengaruh terhadap masyarakat, Dampak
negatif yang ditimbulkan dengan hadirnya ojek online ialah pertama, menambah
kemacetan di jalan-jalan kota. Selain menambah kendaraan dijalan, ojek online
juga menambah kemacetan dengan perilaku parkir liar yang dilakukan oleh
pengemudi ojek online. Kedua, hadirnya ojek online membuat kemarahan bagi ojek
konvensional, dengan alasan bahwa ojek online mengambil konsumen ojek
konvensional.
Sedang dampak positif yang
diberikan oleh ojek online kepada masyarakat pertama, mempermudah masyarakat
Indonesia dalam mobilitas perjalanan. Kedua, Mengurangi pengeluaran masyarakat
pada biaya transportasi. Ketiga, Menambah lowongan pekerjaan bagi masyarakat
Indonesia yang menganggur untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online.[7]
E. Fenomena
Ojek Online dan Mahasiswi
Berbicara
mengenai wanita, sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa posisi wanita pada masa
jahiliyah sangat tidak dihargai, sebagaimana disebutkan dalam beberapa sumber
sejarah dan juga sabda Rasulullah SAW, yang menetapkan dasar-dasar persamaan
antara laki-laki dan wanita dengan sedikit kekhususan dalam beberapa bidang.
Demikian juga Rasulullah SAW menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah; ―
Sebenarnya wanita itu adalah saudara kandung laki-laki (HR. Abu Daud). Sebagaimana
perkataan Umar bin Khattab berkata: Demi Allah, pada zaman jahiliah kami
menganggap wanita itu tidak ada artinya. Juga ada anggapan pada masa jahiliah
kaum wanita tidak dihargai sedikitpun disebabkan seorang wanita tidak bisa
berperang, juga akan membuat mereka menjadi miskin. Tetapi tatkala Islam datang
dan Allah menyebut-nyebut tentang mereka, barulah mereka sadar bahwa mereka
mempunyai hak yang sama[8].
Islam megajarkan berbagai etika dan norma yang harus dimiliki
oleh semua umatnya, terutama aturan-aturan terhadap seorang wanita yang mana
semua umat Islam menyakini bahwa aturan tersebut bertujuan untuk melindungi dan
memulyakan derajat mereka. Di samping itu, wanita juga merupakan makhluk yang
lembut penuh dengan
perasa. Oleh karena itu wanita merupakan orang yang tepat sebagai tempat
untuk mengadu bagi setiap kaum Adam, sebagaimana wanita
muslimah pada zaman Nabi Muhammad SAW. Memahami
karakteristiknya sebagaimana yang telah
digariskan Agama Islam yang murni sehingga dia melalui berbagai kehidupannya dengan
dasar pemahaman tersebut.[9]
Di era modern
seperti sekarang, wanita dituntut untuk terus bergerak ikut berperan serta
dalam membangun peradaban, tidak hanya berada di sumur, dapur dan kasur. Dengan
berbagai kelebihan sekaligus kelemahan yang dimiliki olehnya, wanita di era
sekarang telah memunculkan eksistensinya, diantaranya yang terkanal di media
sekarang sebut saja misalnya: Laudya Chintya Bella, Dian Pelangi,
Oki Setiana Dewi, Fatin Shidqiya Lubis, dan lain-lain.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas, dimana pertumbuhan dan perkembangan media
informasi-komunikasi dan media transportasi bergerak secara terus-menerus guna
untuk memanjakan dan memudahkan para penggunanya. Salah satu bentuk perpaduan
dari kemajuan media informasi-komunikasi dan transportasi yakni munculnya jasa
ojek online dengan berbagai nama dan jenis layanan yang semakin banyak diminati
oleh berbagai kalangan. Hal ini dapat kita lihat dari terus bertambahnya
pengemudi ojek online, salah satu contohnya dari perusahaan GO-JEK yang pada
awal pembukaanya di tahun 2010 hanya memiliki 20 pengemudi, kemudian pada awal
2015 meningkat menjadi 800 pengemudi dan pada awal 2018 lalu CEO GO-JEK
mengklaim bahwa jumlah pengemudi transportasinya menembus 1 juta orang yang
tersebar di 50 daerah di Indonesia.[10]
Dalam
sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Kajian komunikasi Departemen Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Iilmu Politik, Universitas Indonesia, ditemukan bahwa perempuan lebih unggul
dibanding laki-laki dalam hal menggunakan jasa online GO-JEK dengan
perbandingan 69% berbanding 31%. Hal ini tentuya menarik perhatian kita
terutama apabila kita
F. Pandangan
Mahasiswi Terhadap Media Online (Ojek online)
Secara keseluruhan, seiring dengan
berkembangnya berbagai pendekatan memahami seseorang terhadap kepribadian,
semakin nyata bahwa kita harus mengalihkan perhatian dari psike ke arah
hubungan individu dengan orang lain. Dengan kata lain inti dari ‘siapa diri
kita’ tidak dapat dimengerti tanpa memahami hubungan orang tersebut dengan
orang lain.[11]
Begitupun dengan Mahasiswi Muslimah UIN Sunan Kalijaga terkait pandangan mereka
terhadap ojek online.
Presentase hasil penilitian menyajikan
terkait penggunaan terhadap media online: 46,6% mahasiswi sangat sering
menggunakan dan 46,6% sering menggunakan yang penggunaan didalamnya terdapat
Media Sosial dan Jasa Online. Dari data ini mereka beranggapan bahwa tingkat
penggunaan mahasiswi di media online dalam sehari mencapai 93%. Bagi mereka
kedekatan mereka terhadap media online telah membawa mereka pada kepercayaan
terhadap Jasa Online, utamanya Ojek Online. Mereka percaya terhadap Ojek Online
kerena dinaungi oleh perusahaan bertanggung jawab yang menurut mereka misalkan
terjadi kecurangan dari pihak driver
bisa dengan mudah diadukan ke perusahaan.
Sedangkan dari tingkat penggunaan mereka
terhadap belanja online didapatkan: 20% mereka menggunakan belanja online, 53%
jarang menggunakan dan 27% tidak menggunakan.
Tingkat kepercayaan mereka pada jasa online
adalah 33% percaya , 47% cukup percaya dan 20% tidak percaya terhadap jual beli
online dengan alasanya adalah rantan penipuan, takutnya barangnya tidak sesuai
di gambar, dan alasan agama.
Dari penggunaan ojek online mereka
didapatkan bahwa 43% dari mereka menggunakan ojek online, 37% jarang
menggunakan ojek online dan 20% tidak
menggunakan ojek online. ojek online, adalah salah satu jasa online yang sangat
membantu mereka dalam setiap harinya, walaupun secara kedekatan mereka tidak
mengenal para driver sebelumnya, tetapi media online telah membantu mereka
untuk mempercayai ojek online sebagai jasa yang dapat dipercaya, karena selama ini media online berdampak
positif.
Dari tingkat kepercayaan mereka terhadap
ojek online misalnya: terdapat 87 % mereka percaya terhadap ojek online bahwa
driver dan perusahaan akan memberi pengamanan baik terhadap para penumpang, 10%
dari mereka cukup percaya terhadap ojek online sedangkan sisanya 3% tidak
percaya terhadap mereka dengan alasan ke khawatiran akan terjadi sesuatu.
Mereka juga mengatakan bahwa kepercayaan
mereka terhadap ojek online didasari pada kedekatan mereka terhadap media
online[12].
Mereka percaya ojek online telah diatur oleh sistem online yang sangat canggih
sehingga ojek online akan memberikan jasa sebagaimana pada tempatnya. Sehingga,
mereka juga mengatakan bahwa salah satu dari mereka memilih ojek online
dibandingkan teman laki-lakinya adalah
karena alasan tersebut.
G. Ojek
Online dan Interaksi Sosial Mahasiswi UIN Sunann Kalijaga
Dari hasil wawancara terkait kedekatan
terhadap teman-teman laki-lakinya terdapat 70% dari mereka tidak begitu peduli
terhadap teman laki-lakinya, sedangkan 15% dari mereka percaya dan 15% memiliki
kedekatan sebagaimana teman-teman lainnya. Namun, ketika mereka ditanya terkait
lebih memilih mana antara ojek online dengan teman laki-laki untuk mengantarkan kesuatu tempat. Mereka
lebih memilih ojek online dengan berbagai alasan, misalnya: tidak terjadi fitnah, sungkan,
lebih mudah dijangkau, tidak mau
merepotkan teman dan membantu driver
atas pekerjaanya.
Sedangka tingkat kepercayaan mereka
terhadap teman laki-lakinya didapati data: 83% percaya terhadap teman
laki-lakinya, 6% cukup percaya dan 1% tidak percaya terhadap teman
laki-lakinya.
Dalam wawancara yang kita lakukan
terhadap beberapa mahasiswi uin didapati bahwa mereka kerab menggunakan ojek
online ketika ada keperluan yang mendesak dikarenakan ia tidak memiliki
kendaraan pribadi dan kesulitan dalam mencari kendaraan[13].
ketika mereka ditanya bagaimana “jika yang mengantar adalah teman dekat
laki-lakinya”, jawaban dari mereka “mau diantar”[14].
Fenomena ini telah menampakkan data yang cukup reduksionis dari pemahan di awal
terkait sungkannya mereka diantar oleh teman laki-lakinya. Penelitian kami
memiliki satu pemahaman bahwa mereka tidak mau diantar teman laki-lakinya
karena renggangnya pertemanan mereka yang berdampak pada sungkan dan merasa
tidak enak untuk diantar. Didapati data bahwa 90% mereka memilih oejk online
dan 10% memilih temannya.
Sedangkan media online telah ada dalam
keseharianya, bahkan media online menjadi teman terdekat mereka. Sehingga,
benar saja misalkan mereka dengan mudah percaya terhadap ojek online padahal
secara material mereka tidak mengenal
driver yang akan mengantarnya ke tempat ia tuju. Tetapi karena kedekatannya pada
media online telah menumbuhkan rasa percaya yang kuat terhadap ojek online.
Fakta ini telah menjadi satu hal yang
menarik dan perlu kita soroti lebih mendalam. seperti pemahaman Yuval Noah
Harari bahwa manusia akan digantikan oleh mesin; atas nama kebebasan dan
individualisme, mitos humanis akan di buang bak kaset lama yang usang.[15]
Fenomena kedakatan para mahasiwi pada media online dan lebih memilih ojek
online dibanding temannya sendiri sebagai transportasinya telah manampakan
bahwa mereka secara tidak langsung mulai manghilangkan nilai humanisme. Mesin
yang dalam hal ini adalah media online telah mengkonstruk para penggunanya
untuk memiliki kepercayaan pada orang ‘diver ojek online’ yang baru ia ketahui
dari media online.
Pada tataran ideologis, sebenarnya media
online hanya sebagai alat membantu manusia untuk mempermudah dalam setiap
elemen kegiatanya. Tetapi realitasnya, kali ini media sosial mulai mengantikan
nilai-nilai terkandung humanisme (hubungan sosial), dan telah menghegemoni para
mahasiswa dalam hidupnya. maksudnya, dengan hadirnya media online bukan justru
mempererat hubungan antara satu sama mahasiswa lainnya teapi justru mebuat
mereka semakin teralienasi dari lingkungnnya.
H. Memahami
Fenomeno tindakan Sosial Mahaisiwi
Perkembagan
revolusi industri yang semakinn pesat dari perkemba industri 1.0 hingga
sekarang 4.0 telah menghasilkan satu kombinasi yang pernah ada: energi yang
murah danmelimpah serta bahan mentah yang sangat melimpah,[16]
telah berdampak cara bertingkah orang-orang modern
I. Kesimpulan
Laju infornamsi yang semakin pesat telah
memberi warna baru pada kehidupan saat ini, terbuki misalnya masyarakat memili
banyak opsi untuk memilih transportasi yang akan ia gunakan. Perkembangan yang
sangat pesat ini setidaknya telah mengubah mainset masyarakat terkait pola
hidup yang menyebabkan semakin praktis. Perkembangan ini tidakhanya berkutat
pada media online (dunia maya), namun berinovasi pada layanan jasa yang
menawarkan jasa berbasis online, misalnya: jual beli online, transportasi
online, dan layanan jasa online yang lainnya.
Layanan transportasi berbasis online
sebenarnya sebuah kemajuan teknologi komunikasi, misalnya hadirnya ojek online
yang belakangan ini menjadi transportasi paling diminati oleh masyarakat,
utamanya dan tidak hanya memberi layanan pengantar orang tetapi juga memberikan
layanan G0-Send maupun Go-Food.
Media online sebenarnya sebuah alat yang
bisa mempermudah manusia dalam setiap tindakan selama pengguaanya masih dalam
taraf wajar atau tidak berlebihan dalam menggunakan, tetapi terjadi kali ini adalah media online telah
menjadi teman sosial semu terdekat dalam hidup mereka yang dampaknya adalah
jauhnya mereka dari lingkungan mereka yang sebenarnya atau masyarakat.
Presentase hasil penilitian menyajikan
terkait penggunaan terhadap media online: 46,6% mahasiswi sangat sering
menggunakan dan 46,6% sering menggunakan yang penggunaan didalamnya terdapat
Media Sosial dan Jasa Online. Dari data ini mereka beranggapan bahwa tingkat
penggunaan mahasiswi di media online dalam sehari mencapai 93%. Bagi mereka
kedekatan mereka terhadap media online telah membawa mereka pada kepercayaan
terhadap Jasa Online, utamanya Ojek Online. Mereka percaya terhadap Ojek Online
kerena dinaungi oleh perusahaan bertanggung jawab yang menurut mereka misalkan
terjadi kecurangan dari pihak driver
bisa dengan mudah diadukan ke perusahaan.
Dapat dipahami bahwa tindakan mahasiswi
yang tidak mau dibonceng oleh teman laki-lakinya adalah karena kedekatan mereka
yang cukup renggang dengan teman-temannya. Sedangkan pada ojek online mereka
dengan pasrahnya menggunaknnya atas landasan manajemen dalam ojek online. Tanpa
mereka sadari bahwa kepercayaan mereka terhadap ojek online tidak lain karena
mereka sudah sangat dekat denga media online. Kedekatan inilah yang menyebabkan
mereka merasa nyaman dengan ojek online. Tindakan individualisme ini adalah
setu corak yang dikatakan yuval dengan demi individualisme, mitos humanisme
akan dibuang seperti sesuatu yang tidak berharga lagi.
Tindakan sadar mereka merupkan sebuah
tindakan yang sekarang mulai diwajarkan dalam setiap masyarakat, bahwa media
online atau jasa online berbasis transformasi akan bertindak baik. Padahal
perlu kiranya kita memahami lebih mendalam dengan hadirnya ojek online dan
merajanya media online dalam ruang publik justru akan membuat kita semakin
terlinasi dari lingkungan sekitar.
Tindakan sosial rasional instumental dan
afektif telah mampu membuat kita paham bahwa tidankan mereka adalah sebuah pilihan
keterbatasan kendaraan, tidankan sadar dan ungkapan kepuasan dari pelanggan
atas pilihan terhadap ojek online. Dengan ini sebenarnya ojek online telah membantu
mahasiswi. tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa telah membuat mereka semakin
mengalihkan dunia sosialnya pada yang bersifat online.
Daftar Pustaka
L, William. 2018.
Media massa dan masyarakat modern. Jakarta. Kencana.
Balnd, Michael. 2001. Hubungan media yang efektif. Jakarta. Erlangga.
Biage, Shirley Biage. 2010. Media/Impact pengantar media massa. Jakarta. Salemba Humanika.
Ritzer, Goerge. 2013. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
S. Friedman , Howard. 2006. Kepribadian teori klasik. Terj.
Jakarta. Erlangga.
Noah Harari, Yuval. 2018. Homo Deus. Terj. Yanto
Mustofa. Jakarta. PT. Pustaka Alvabet.
Fauzi, Ahmad. 2016.
Pakaian Wanita Muslimah Dalam
Perspektif Hukum Islam. IQTISHODIA. Vol. I, No. 1, Maret
Slaudiya anjani Septi damayanti, 2016, Transportasi berbasis
aplikasi online: Go-jek sebagai sarana transportasi mayarakat kota surabaya, Prodi
sosiologi, FISIP, UNAIR,
Aprima Syafriono, 2017, Efisiensi dan Dampak Ojek Online Terhadap Kesempatan Kerja dan
Kesejahteraan, institusi Pertanian Bogor.
Wahyu Kurnianti, Apsari. komunikasi pemasaran transportasi online Nguberjek, universitas
tidar. Pdf.
Anindita,
Wirarti Anindita. Analisis penerapan
teknologi komunikasi tept guna pada bisnis transportasi ojek online, Universitas
Indonesi. Pdf.
https://news.detik.com/kolom/d-3955062/posisi-pengemudi-dalam-industri-transportasi-online,
dilihat pada tanggal 21 November 2018.
Wawancara dengan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam pada tanggal, 21 November 2018
Wawancara dengan Mahsisiwi Fakultas Ushuluddin dan
pemikiran Islam pada Tanggal, 20 November 2018
Wawancara dengan Mahasiswi Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya pada Tanggal, 17 November 2018
Wawancara dengan mahasiswi Ushuluddin dan Pemikiran
Islam pada tanggal, 22 November 20118
[5] Apsari
Wahyu Kurnianti, Komunikasi Pemasaran
Transportasi Online Nguberjek, universitas tidar. Pdf.
[6] Wirarti
Anindita, Analisis Penerapan Teknologi
Komunikasi Tept Guna Pada Bisnis Transportasi Ojek Online, Universitas
Indonesia.
[7] Aprima
Syafriono, Efisiensi dan Dampak Ojek
Online Terhadap Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan, institusi Pertanian
Bogor, 2017
[8] Ahmad Fauzi, “Pakaian Wanita
Muslimah Dalam Perspektif Hukum Islam”, IQTISHODIA, Vol. I, No. 1, Maret
2016, hlm. 43.
[9] Ahmad Fauzi, “Pakaian Wanita
Muslimah Dalam Perspektif Hukum Islam”, hlm. 45
[10] https://news.detik.com/kolom/d-3955062/posisi-pengemudi-dalam-industri-transportasi-online, dilihat pada tanggal 21
November 2018.
[15] Yuval
Noah Harari. Homo Deus. Terj. Yanto
Mustofa. (Jakarta : PT. Pustaka Alvabet. 2018) hal. 318
[16] sapiens